Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo-klasik (
Joseph Schumpeter )
Teori Pertumbuhan
Ekonomi Joseph Schumpeter
Menurut Joseph
Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi dari para pengusaha
(wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan penerapan pengetahuan dan
teknologi yang baru di dunia usaha. Inovasi memiliki pengaruh sebagai berikut:
1) Diperkenalkannya
teknologi baru.
2) Menimbulkan keuntungan
yang lebih tinggi.
3) Menimbulkan imitasi
inovasi, yaitu peniruan teknologi baru oleh pengusaha-pengusaha lain yang dapat
meningkatkan hasil produksi.
Pada dasarnya pelaku
ekonomi dipandangnya sebagai makhluk yang terus melakukan inovasi-inovasi dalam
memajukan siklus perekonomian itu sendiri. Namun inovasi itu sendiri sangatlah
sarat dengan sifat instabilitas.
Dalam memahami
pemikiran Schumpeter, maka satu poin penting yang harus dipahami adalah
konsep creative destruction. Creative destruction pada
dasarnya merujuk kepada usaha dalam memecahkan berbagai halangan guna mencapai
inovasi dan kemajuan, di mana kemajuan ini kemudian dirujukkan oleh Schumpeter
ke dalam pengembangan teknologi itu sendiri. Apabila menuangkan diagram
pemikiran Schumpeter, maka baginya siklus ekonomi adalah siklus yang selalu
berputar karena dorongan pembangunan dan tidak pernah sampai pada satu titik
keseimbangan tertentu. Ekonomi akan bergerak melalui tahap resesi danbooming.
Jika inovasi belum membuahkan hasil, ekonomi akan mengalami resesi, sebaliknya
jika inovasi sudah berjalan dengan baik, akibat didorong oleh injeksi kapital
dari sistem perbankan, ekonomi akan bergerak ke arah optimis. Begitu
seterusnya, sehingga sistem ekonomi kapitalis pada dasarnya akan bergerak dari
resesi (burst) ke optmisis (boom).
Diagram pemikiran
Schumpeter itu kemudian menunjukkan bagaimana uang dan perbankan memiliki peran
yang sangat sentral dalam perekonomian. Namun Schumpeter tetap menekankan peran
perbankan sebagai faktor pendukung dari kegiatan ekonomi utama yaitu yang
bergerak di sektor riil. Schumpeter berusaha mengembangkan ide bagaimana
inovasi tidak seharusnya berkembang pada sektor finansial, hal ini disebabkan
inovasi serta pembangunan pada sektor finansial hanya mengandalkan
spekulasi-spekulasi yang dapat menjatuhkan serta menghancurkan perekonomian itu
sendiri. Apabila sektor finansial mengalami kehancuran, maka dampaknya akan
terasa secara langsung oleh sektor riil karena inovasi-inovasi yang membutuhkan
suntikan dana dari perbankan akan terhambat, sehingga perekonomian pun akan
merasakan dampaknya.
Kemajuan teknologi
(technological progress) bagi kebanyakan ekonom merupakan sumber pertumbuhan
ekonomi yang paling penting. Dalam pengertiannya yang paling sederhana,
kemajuan teknologi terjadi karena ditemukannya cara baru atau perbaikan atas
cara-cara lama dalam menangani pekerjaan-pekerjaan tradisional seperti kegiatan
menanam jagung, membuat pakaian, atau membangun rumah. Kita mengenal tiga
klasifikasi kemajuan teknologi, yaitu: kemajuan teknologi yang bersifat netral
(neutral technological progress), kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja
(labor-saving technological progress), dan kemajuan teknologi yang hemat modal
(capital-saving technological progress).
Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical progress) terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (semacam spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi masyarakat adalah contohnya. Sementara itu, kemajuan teknologi dapat berlangsung sedemikian rupa sehingga menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja (artinya, penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama). Penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis, bor listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi jenios mesin serta peralatan modern lainnya, dapat diklasifikasikan sebagai kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress). Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal (capital-saving technological progress) merupakan fenomena yang langka.
Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical progress) terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (semacam spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi masyarakat adalah contohnya. Sementara itu, kemajuan teknologi dapat berlangsung sedemikian rupa sehingga menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja (artinya, penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama). Penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis, bor listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi jenios mesin serta peralatan modern lainnya, dapat diklasifikasikan sebagai kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress). Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal (capital-saving technological progress) merupakan fenomena yang langka.
Hal ini dikarenakan
hamper semua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di
Negara-negara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan bukan menghemat
modal. Di Negara-negara dunia ketiga yang berlimpah tenaga kerja tetapi langka
modal, kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu yang paling diperlukan.
Kemajuan teknologi juga dapat meningkatkan modal atau tenaga kerja. Kemajaun
teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting technological progress)
terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampu meningkatkan mutu atau
ketrampilan angkatan kerja secara umum. Misalnya, dengan menggunakan videotape,
televise, dan media komunikasi elektronik lainnya di dalam kelas, proses
belajar bias lebih lancar sehingga tingkat penyerapan bahan pelajaran juga
menjadi lebih baik. Demikian pula halnya dengan kemajuan teknologi yang
meningkatkan modal (capital-augmenting technological progress). jenis kemajuan
ini terjadi jika penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan
barang modal yang ada secara lebih produktif. Misalnya, penggunaan bajak kayu
dengan bajak baja dalam produksi pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar