Nama Jurnal
|
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial
|
Volume / Halaman
|
Vol. 24 No. 1
|
Nama Penulis
|
Suyatmini dan Aisya Sheilla FN
|
Judul Jurnal
|
Kajian
Tentang Konvergensi
Internasional Financial
Reporting Standar (IFRS) di Indonesia
|
Tanggal Jurnal
|
Juni 2014
|
Tujuan Penelitian
|
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat konvergensi IFRS
di Indonesia, dampak yang ditimbulkan, beserta kendala yang dihadapi dan cara
mengatasinya.
|
Metode Penelitian
|
Pendekatan yang digunakan
adalah menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Jenis data yang
digunakan adalah data kualitatif. Dengan proses pengumpulan data dari literatur-literatur
yang berkaitan.
|
Variabel Penelitian
|
-
|
Hasil Penelitian
|
Perkembangan standar akuntansi di Indonesia
dimulai pada periode 1973–1984 dimana Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI) telah membentuk Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan
standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan
Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
Pada periode 1984-1994, komite
PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973
dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984
(PAI 1984). Menjelang akhir 1994, Komite standar
akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan
mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan
dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi
tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan,
yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh
IASB.
Pada periode 1994-2004, ada
perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan sejak
tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite
Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International Accounting
Standards sebagai
dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun
1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang
kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP
dan lainnya dibuat sendiri.
Pada periode 2006-2008,
merupakan konvergensi IFRS Tahap 1,Pada tahun 2006 dalam
kongres IAI X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh
IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Targetketika itu adalah
taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun
2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai
akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10
standar IFRS dari total 33 standar.
Pada periode 2010-Desember 2011, dari 37 IAS/IFRS
yang diterbitkan International Accounting Standarts Board (IASB) sejak
2009, 35 IAS/IFRS telah diadopsi Dewan Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK
IAI). Dua IFRS yang belum diadopsi adalah IFRS 1 First Time
Adoption of IFRSdan IAS 41: Agriculture yang dianggap belum
cocok dengan aspek lokal di Indonesia.
Dengan adanya standar global
tersebut memungkinkan keterbandingan
dan pertukaran informasi secara universal. Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya
informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang ada
di Indonesia. Adopsi standar internasional juga sangat penting
dalam rangka stabilitas perekonomian. Selain
itu juga tedapat dampak dan kendala dari konvergensi IFRS yaitu dengan
mengadopsi penuh FRS, laporan keuangan yang
dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan
dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Namun, perubahan tersebut
tentu saja akan memberikan efek di berbagai bidang, terutama
dari segi pendidikan dan bisnis.
|
Kesimpulan Penelitian
|
-Manfaat dari konvergensi IFRS, antara lain:
memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan
Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability), meningkatkan arus investasi
global melalui trans-paransi, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang
fund raising melalui pasar modal secara global, menciptakan
efisiensi penyusunan laporan keuangan, dan meningkatkan kualitas
laporan keuangan.
- Dampak yang ditimbulkan dari konvergensi
IFRS, antara lain: perubahan mind stream dari rule-based ke principle-based,
akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan
lebih mudah dikomunikasi-kan ke investor global, relevansi laporan keuangan
akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar, dll.
- Kendala yang dihadapi selama konvergensi
IFRS, antara lain: Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya, biaya
yang cukup tinggi
untuk mengadopsi IFRS, dll. Kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan
mempersiapkan SDM yang memiliki IFRS capability dan mengembangkan sistem yang
telah terintegrasi dengan baik.
|
Kamis, 30 Maret 2017
REVIEW JURNAL 2 (PERKEMBANGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar