expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 01 Mei 2017

REVIEW JURNAL 4 (AKUNTANSI KOMPARATIF AMERIKA & ASIA)



Nama Jurnal
Jurnal Majalah Ekonomi
Volume / Halaman
Vol. 19 No. 3
Nama Penulis
Nur A Achsoni, Arie Jayanthy F A Fauzi dan Piter Abdullah
Judul Jurnal
Keterkaitan Inflasi dengan Nilai Tukar Riil : Analisis Komparatif Antara Asean, Uni Eropa dan Amerika Utara
Tanggal Jurnal
Desember 2009
Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis sejauh mana tingkat respon/kepekaan inflasi akibat fluktuasi (perubahan) nilai tukar di kawasan ASEAN+3 dan membandingkannya dengan kawasan kawasan Eropa dan Amerika Utara.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk data panel, yaitu gabungan antara data deret waktu (data tahunan periode 1991 sampai 2005) dan data crosssection (data dari negara-negara kawasan Asia (ASEAN+3) dan negara-negara kawasan Non-Asia (Uni Eropa, dan Amerika Utara).
Analisis yang digunakan yaitu analisis data eksploratif untuk melihat perilaku data secara sederhana. Analisis data eksploratif dilakukan dengan menggunakan software Minitab 14 dan SPSS 13.0.
Variabel Penelitian
-
Hasil Penelitian
- Terdapat korelasi yang kuat antara pergerakan inflasi dengan nilai tukar riil di sebagian besar negara-negara, selain itu untuk kasus seluruh kawasan dan kawasan Asia yang berlaku adalah hubungan kausalitas satu arah dimana baik tingkat depresiasi nilai tukar nominal maupun tingkat nilai tukar riil secara signifikan memiliki pengaruh terhadap laju inflasi. Sedangkan di kawasan non Asia hubungan kausalitas satu arah justru terjadi dimana laju inflasi yang memiliki pengaruh secara signifikan baik terhadap tingkat depresiasi nilai tukar nominal maupun tingkat nilai tukar riil.
- Pada model seluruh kawasan, hasil interaksi dummy kawasan dengan setiap variabel yang mempengaruhi laju inflasi ternyata memungkinkan membagi menjadi dua model yaitu model kawasan Asia dan non Asia, dan ditemukan bahwa terdapat perbedaan pola perilaku variabel RER1, DPF, DE terhadap laju inflasi antara kawasan Asia dan non Asia. Dummy krisis yang dimasukkan dalam model menunjukan bahwa perbedaan perilaku inflasi antara sebelum dan sesudah terjadinya Asian Financial Crisis (AFC) hanya di kawasan Asia. Lebih lanjut ternyata respon/kepekaan inflasi terhadap perubahan nilai tukar riil lebih tinggi di kawasan Asia dibandingkan kawasan non Asia.
Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan penelitian penulis dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang erat antara nilai tukar riil dan laju inflasi, dimana terdepresiasinya nilai tukar riil akan mendorong peningkatan laju inflasi, terutama untuk kawasan Asia. Pentingnya mengelola inflasi sebagai ukuran stabilitas perekonomian suatu negara mengharuskan adanya koordinasi Bank Sentral dan pemerintah dalam langkah pengendalian laju inflasi. Dengan melihat eratnya kaitan antara nilai tukar riil dan laju inflasi, maka Bank Sentral dengan otoritas moneternya dapat menjadikan kebijakan moneter melalui saluran nilai tukar sebagai jalur kebijakan untuk mencapai sasaran inflasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar